10 Toko Buku di Dunia dengan Desain Arsitektur dan Interior Mengagumkan

Toko buku menjadi sebuah tempat yang sering kali dikunjungi oleh pembaca buku untuk menemukan buku yang diinginkan. Namun, toko buku sering kali dikaitkan sebagai tempat yang membosankan karena hanya menyajikan buku dengan penataan menggunakan rak-rak biasa. Hal ini menyebabkan untuk sebagian orang bepergian ke toko buku menjadi aktivitas yang dihindari. Seiring berkembangnya zaman, saat ini sudah banyak toko buku dengan desain bangunan dan interior yang menarik untuk dikunjungi.


Mengutip dari Dezeen, berikut adalah 10 daftar toko buku di seluruh dunia dengan desain bangunan dan interior yang menarik dan memberikan rasa nyaman kepada pengunjung, bukan lagi hanya sekadar tempat untuk membaca atau membeli buku.


Deja Vu Recycle Store, China, oleh Offhand Practice

Foto: Hu Yanyun


Deja Vu Recycle Store merupakan sebuah toko buku bekas yang di Shanghai dan didesain oleh studio arsitektur bernama Offhand Practice. Menirukan interior toko sayuran, Deja Vu Recycle Store menyajikan buku dalam peti-peti yang biasa digunakan untuk menjual sayur.


Toko buku bekas ini dirancang memang untuk melawan stigma “lusuh” yang biasa tertanam di penjual barang-barang bekas. Deja Vu Recycle Store menampilkan interior ringan yang dibangun oleh ubin mosaik batu dan pinus alami.

New Mags, Denmark, by Nom Architects

Foto: Jonas Bjerre-Poulsen


Menggunakan meja-meja kopi ciri khas sebuah coffeeshop, toko buku bekas besutan Nom Architects ini berusaha memberikan ketenangan seperti sedang berada di dalam perpustakaan kepada pengunjung.


Kayu panel alami digunakan untuk memajang buku-buku yang dijual. Beberapa buku juga disajikan di atas batu menjulang yang dibuat oleh seniman lokal, Josefine Winding.

Chongqing Zhongshuge Bookstore, China, oleh X+Living

Foto: Shao Feng


Tangga labirin yang rumit, diperkuat dengan langit-langit cermin, membentuk latar belakang yang dramatis sebuah toko buku besutan studi X+Living, Chongqing Zhongshuge Bookstore.


Berkat pijakan yang lebar, tangga juga berfungsi sebagai sudut baca pelanggan. Dilengkapi juga dengan sebuah garis besar pada tangga yang dibuat di ruang tengah yang dimaksudkan sebagai garis yang merujuk cakrawala kota Chongqing.

Book Centre Trieste, Italy, oleh SoNo Arhitekti

Foto: Ziga Lovsin


Sebuah toko buku yang menggunakan isyarat pada pengaturan bukunya dengan menggunakan kotak-kotak untuk memajang buku. Studio perancang bangunan, SoNo Arhiteki menggunakan motif kotak-kotak pada dua lapisan sofa toko. Toko buku ini juga menyajikan ruang untuk podium dan sudut baca anak-anak.

They Said Books, Georgia, oleh Lado Lomitashvili

Foto: Nakanimamasakhlisi


They Said Books merupakan sebuah toko buku sekaligus kafe di Tbilisi dengan interior yang dicirikan oleh rak bergaya buku kubus Tetris, ubin teraso yang menguning, dan patung dinding reflektif berbentuk gelembung. Sang perancang Lado Lomitashvili menciptakan toko, yang bertempat di dalam gedung tahun 1930-an, untuk mendukung pengembangan budaya ibu kota negara itu.

SFC Shangying Cinema Luxe, China, oleh Pulse On

Foto: Pulse On


Perusahaan Pulse On yang berbasis Hong Kong di-influence dengan bunyi-bunyian alat musik saat mendekor interior toko buku SFC Shangying Cinema Luxe, yang juga selain toko buku, toko ini merupakan lobi sebuah bioskop. Bilah logam tipis memanjang secara vertikal dari lantai ke langit-langit digunakan untuk memajang buku-buku. Selain itu, terdapat cahaya terintegrasi menghiasi berbagai area tempat duduk.

Libreria, UK, oleh SelgasCano

Foto: SelgasCano


Kisah penulis Jorge Luis Borges tahun 1940-an The Library of Babel menginfluence interior Libreria yang berliku dan luas, sebuah toko buku di London yang dirancang oleh studio Spanyol SelgasCano. Rak handmade dibuat dalam bentuk yang tidak beraturan oleh seniman Slade School of Fine Art menggunakan kayu daur ulang yang belum selesai. Mereka menampung banyak buku toko, yang disusun secara tematis.

Duoyun Bookstore, China, oleh Wutopia Lab and Office ZHU

Foto: CreatAR Images


Sebuah toko buku yang menggunakan lima warna berbeda dalam interiornya, menggambarkan perbedaan zona di dalam toko buku Huangyan ini, yang mencakup reproduksi buku-buku langka yang dipamerkan di tangga berpanel kayu yang tinggi.


Toko Buku Duoyun dirancang oleh Wutopia Lab dan Office ZHU, toko ini menampilkan lapisan logam berlubang pada fasadnya, menjadikannya terlihat sebagai dua bangunan bekas renovasi untuk membuat toko.

Xinglong Lake Citic Bookstore, China, oleh MUDA Architects

Foto: Arch-Exist


Sebuah toko buku di tepi danau karya studio arsitek Chengdu ini memiliki keunikan tersendiri pada bagian atap bangunannya, di mana bangunan tersebut memiliki atap berbentuk buku terbalik yang sebagai langit-langit di dalam interior.


Selain itu, terdapat jendela berbentuk bujur sangkar yang mengarah ke tepi danau sehingga menawarkan pemandang-pemandangan indah di sekitar, sementara kaca memanjang di bawah permukaan air untuk menciptakan suasana yang damai dan mendalam untuk membaca.

Livraria Cultura, Brazil, oleh Studio MK27

Foto: Fernando Guerra


Livraria Cultura atau yang memiliki arti toko buku budaya besutan studio MK27 di Sao Paulo, Brazil berhasil menjadi toko buku abad ke-21 yang mendorong interaksi sosial. Hal ini disebabkan interior toko buku ini terdiri atas bangku-bangku kayu yang membentang seluas 21 meter, di mana hal ini diciptakan guna menciptakan interaksi sosial antar pengunjung.


Itu adalah beberapa toko buku di seluruh dunia dengan desain arsitektur dan interior menakjubkan yang memberikan pengalaman baru membaca dan membeli buku. Studio arsitektur dan interior dari seluruh duni berusaha meninggalkan stigma toko buku sebagai tempat yang membosankan.


Comments